RAIH BERKAH BERSAMA

RAIH BERKAH BERSAMA

Tetaplah Terjaga dan Bersiap Siaga



JAKARTA (IZI Artikel) - Perjalanan hari terus bergerak tak henti. Detik berubah menjadi menit, lalu berubah menjadi jam, hari, pekan, bulan hingga menjadi genap sebagai tahun. Di sepanjang perubahan ini usia kita pun berubah, bertambah satu demi satu menuju tahapan menua, bahkan mungkin renta. Ini pun bila takdir belum mempertemukannya dengan moment sebuah kematian.

Bertambahnya usia, secara umum diiringi dengan penambahan ilmu pengetahuan dan wawasan. Namun, walau seseorang bertambah ilmu dan pengetahuannya, bahkan mungkin setiap harinya, ternyata sesungguhnya apa yang ia ketahui amat terbatas. Ada begitu banyak ilmu dan pengetahuan lainnya yang berada diluar kemampuan seseorang.

Masih banyak hal di dunia ini yang tidak bisa diketahui dan bisa membuat bingung seorang manusia, walau ia telah dipandang berilmu oleh banyak orang. Kebingungan yang muncul belum tentu karena beberapa sebab yang besar dan substansial, bahkan sejumlah peristiwa sehari-hari pun kita masih suka bingung.

Dalam situasi yang membingungkan, apa yang terlihat dihadapan kita seakan nyata, belum tentu sebenarnya nyata dan seperti apa adanya. Sebaliknya sesuatu yang tak terlihat mata kita, belum tentu hakikatnya tiada.


Demikian juga dengan sejumlah peristiwa yang terjadi disekitar kita, situasinya kadang serba tak jelas, berbalik-balik, samar-samar hingga tak jelas ujungnya. Sebuah peristiwa kadang tak lagi hitam putih warnanya. Yang terlihat benar, bisa jadi salah dan sebaliknya, yang terlihat salah malah diyakini benar.

Teman-teman, saudara dan entah siapapun yang terlihat baik adanya, belum tentu hakikatnya ia baik sebagaimana tampaknya. Sebaliknya, seseorang atau entah siapa yang tampak biasa, bisa jadi ia lebih baik dari kita.

Tetaplah Terjaga

Kita tidak tahu berapa lama usia kita. Kita juga tak tahu apakah dalam hidup kita selamanya akan terus bahagia, atau ada duka diantara bahagia yang kita lewati. Masa depan kehidupan kita sesungguhnya adalah sebuah rahasia. Yang hari ini terlihat indah oleh mata kita, belum tentu sesuai untuk kita. Yang hari ini terlihat pahit dan sulit, bisa jadi ia adalah obat agar kita tetap sehat dan terjaga dalam menjalani kehidupan kita.

Petuah bijak dari Jawa mengatakan selalu "Eling lan waspada", karena hakikatnya kehidupan laksana "Mampir Ngombe" (Mampir minum) yang hakikatnya semua serba sementara dan fana. Dalam bergeraknya hari, umur kita mungkin terus bertambah jumlahnya. Perjalanan dari masa anak-anak menjadi dewasa akan terus bergerak menjadi tua, bahkan mungkin memasuki fase renta.

Sayangnya, semakin tua usia kita, tetap tak ada jaminan kita akan hidup bahagia. Jangankan yang tua, yang terlihat secara fisik tampak kaya saja, hidupnya belum tentu bahagia. Sebaliknya, yang tampak terlihat miskin hidupnya belum tentu ia sengsara.

Kebahagiaan manusia itu tidak ada hubungan nya dengan harta benda, pangkat dan jabatan, karena kebahagiaan ukurannya bukan pada fisik dan apa-apa yang tampak dihadapan mata. Kebahagiaan sesungguhnya bersemayam di kedalaman hati. Ia tumbuh alamiah dan tak bisa dimanipulasi dengan yang fana.

Untuk bahagia, seseorang tak harus menjadi kaya atau harus miskin. Kebahagiaan milik siapapun, ia tak bersekat dengan urusan materi. Bagi seorang muslim, ukuran bahagia ternyata sederhana karena Allah SWT telah menetapkan kebahagiaan, kemuliaan dan kesuksesan setiap manusia hanya dalam iman dan amal shaleh secara sempurna.

“Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik”. (QS Ar Ra'd:29). Nah, di sisa umur kita yang terus menua, mari kita pastikan agar hati ini tetap tenang dan terjaga. Kita juga saat yang sama harus tetap terjaga dan siap siaga, karena sepanjang sisa umur yang ada, sepanjang helaan nafas yang kita miliki hari ini, masih ada potensi salah dan lupa pada diri kita. Masih ada kemungkinan kita bisa bahagia atau malah celaka karena mungkin lalai atau lupa.

Mari kita terus terjaga di setiap desah nafas kehidupan kita untuk terus berdoa dan meminta pada Allah SWT agar kita dijaga-Nya dari urusan dunia yang bisa melenakan dan membuat kita lupa. Mari bermohon pada-Nya, agar Allah SWT selalu menjaga kita, menjaga mata, telinga dan hati dari segala tipu daya dunia. Menjaga agar tak terseret urusan-urusan yang fana, sehingga melupakan keabadian surga. Aamiiin. (Nana Sudiana, Direktur Pendayagunaan IZI) | @nsudiana